Mengunjungi Proses Produksi Usaha Rumahan Oleh-oleh Aromanis atau Rambut Nenek

Tayang: Rabu, 5 Mei 2021 14:38 WIB

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Seli Andina Miranti


Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Siapa yang tidak mengenal jajanan jadul aromanis atau dikenal juga dengan rambut nenek.

Jajanan yang kebanyakan disukai oleh anak-anak ini mudah ditemukan di warung dekat rumah dan kini menjadi makanan yang sering ditemukan di tempat oleh-oleh.

Dibalik nikmatnya rasa aromanis ternyata ada proses yang cukup rumit di baliknya.

Tribun Jabar pun berkunjung ke lokasi produksi Aromanis Srikandi yang seringkali ditemukan di berbagai gerai toko dan pusat oleh-oleh.

Pemilik Aromanis Srikandi, Hendri Faizal menceritakan bagaimana proses pembuatan aromanis yang menjadi UMKM rumahan ini.

Dalam proses pembuatan aromanis ini, Hendri menjelaskan beberapa tahapan. Bahkan ada teknik khusus dan butuh latihan berbulan-bulan supaya aromanis bisa tetap utuh.

Proses pembuatan aromanis ini dimulai dari direbusnya tepung terigu di wadah yang cukup besar.

Tepung terigu ini diaduk hingga mendidih tanpa diberi gula.

Lalu di lokasi bagian dalam produksinya terdapat beberapa alat yang berbeda untuk pembuatan aromanis.

“Awalnya dari gula pasir yang direbus hingga mendidih. Prosesnya pun harus diperhatikan betul karena jika gula terlalu matang nanti hasilnya akan pahit sedangkan jika belum terlalu matang ketika diolah, gulanya tidak akan membentuk serabut,” ujar Hendri saat ditemui di tempat produksinya di jalan Baladewa Utara, Rabu (5/5/2021).

Setelah perebusan gula, maka gula akan di dinginkan dengan alat penggorengan yang dibawahnya terdapat air.

Ketika proses pendinginan ini, hasil rebusan gula akan menggumpal seperti gulali yang biasanya ditemukan di pasaran.

Lalu proses selanjutnya adalah penggabungan antara tepung terigu yang telah direbus dengan gula yang sudah di dinginkan.

“Proses Hal yang harus diperhatikan adalah dalam proses penarikan aromanis karena jika belum bisa maka adonannya akan putus dan tidak bisa digunakan atau disambung kembali,” ujar Hendri.

Dalam proses penarikan ini, maka adonan akan berubah menjadi serabut dan tidak boleh sampai putus.

Lama kelamaan serabut tersebut akan terlihat seperti rambut nenek yang lembut.

Setiap bagian helai rambut nenek ini pun dipisahkan ke dalam loyang yang besar untuk proses pendinginan.

“Setelah selesai baru dikumpulkan dan dipindahkan ke bagian pengemesan,” ujarnya.

Tidak semua proses pembuatan aromanis ini akan berhasil.

Hendri pun menunjukan beberapa aromanis yang gagal sehingga tidak bisa digunakan kembali atau dikonsumsi.

“Kalau yang sudah dicampur terigu gagal ya tidak bisa digunakan. Tapi kalau bagian gulanya yang gagal biasanya dibagikan ke tetangga dan bisa dibuat pemanis untuk kolak,” ucapnya.

Masih di lokasi yang sama, Hendri pun mengajak ke ruang sebelah dimana terdapat para pekerja perempuan yang mengemas hasil produksi Aromanis Srikandi.

Hendri mengatakan para pekerja yang ada di tempat produksi ini adalah masyarakat sekitar dan juga para pengamen jalanan yang kemudian dibina olehnya untuk bekerja.

Dalam proses pembuatan aromanis ini, Hendri pun belajar sampai ke Brebes karena pembuatan aromanis ini berasal dari Jawa Tengah.

“Saya berangkat ke Brebes dan ketemu dengan sebuah kampung yang memang khusus jual aromanis yang jualan keliling. Saya belajar disana disana dan membawa beberapa pekerja juga untuk membantu di Bandung,” ujarnya.

Usaha Aromanis Srikandi ini telah digeluti Hendri sejak 2012 dan bertahan hingga saat ini.

Bahkan ia pun memiliki tempat distribusi aromanis yang ia sebarkan di seluruh kawasan Jawa Barat terutama di tempat wisata dan area rest area.

Dalam sehari, produk aromanis Srikandi ini bisa membuat 1000 yang akan disebarkan dj berbagai wilayah.

Sumber : https://jabar.tribunnews.com/2021/05/05/mengunjungi-proses-produksi-usaha-rumahan-oleh-oleh-aromanis-atau-rambut-nenek



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *